Kita sering ngerasa musik portable itu udah biasa banget sekarang. Praktis, semua orang di kota-kota besar di seluruh dunia pasti punya earbud atau headphone dan dipake pas lagi jalan, naik sepeda, atau lagi di perjalanan ke tempat tujuan masing-masing. Tapi yang kita mau bahas, musik portable itu bisa dibilang merupakan teknologi yang masih lumayan “muda”, at least dulu gak dalam bentuk yang kekinian banget. Hal tersebut baru ada setelah Sony Walkman diciptakan.

Pertama kali pemutar kaset portable ikonik dari Sony ini dijual pada tanggal 1 Juli, tahun 1979, dengan harga $150 atau sekita Rp 2.300.000. Ceritanya, Masaru Ibuka, salah satu pendiri Sony, udah mulai mikirin ide ini beberapa bulan sebelumnya, waktu dia nanya gimana caranya buat dengerin opera lebih gampang dibanding pake pemutar kaset TC-D5 milik Sony yang udah ada. Nah, tugasnya jatuh ke tangan desainer Sony, Norio Ohga, yang bikin prototipe dari pemutar kaset Pressman punya Sony, dan dia berhasil bikin itu tepat sebelum Masaru Ibuka berangkat naik pesawat.

Meskipun bulan pertama penjualannya kurang memuaskan, Walkman kemudian jadi salah satu merek paling sukses yang pernah ada sepanjang sejarah Sony. Walkman ini kemudian berkembang dari format kaset ke CD, Mini-Disc, MP3, dan akhirnya, musik streaming. Udah lebih dari 400 juta pemutar musik portabel Walkman yang terjual, dan 200 juta di antaranya adalah pemutar kaset. Sony akhirnya nggak lagi produksi Walkman dengan kaset klasiknya pada tahun 2010, dan mereka harus bayar duit ganti rugi gede kepada penemu asli pemutar kaset portable, Andreas Pavel. Tapi, nama "Walkman" tetap eksis sampai sekarang dalam bentuk pemutar MP3 baru dan aplikasi Walkman punya Sony. Walaupun kejayaan era Walkman mungkin udah berakhir dengan anak muda zaman sekarang banyak yang heran dan bingung sama kekunoan kaset, tapi kebiasaan dengerin musik di mana aja dan kapan aja yang diilhami oleh Walkman ini melebihi dari apa yang kita bayangkan.