Teknologi kamera dalam ponsel terus berkembang. Salah satu yang terbaru adalah kamera periskop yang pertama kali muncul di iPhone 15 Pro Max. Kamera periskop ini bisa membuat kita mengambil foto atau video dari jauh, lebih dekat daripada kamera telefoto biasa yang ada di ponsel.

Kamera periskop sebenarnya adalah tipe dari kamera telefoto. Bedanya, kamera periskop punya lensa dengan panjang fokus yang lebih jauh daripada kamera telefoto biasa di ponsel. Misalnya, kamera periskop bisa punya panjang fokus sampai 250 mm (ukuran full-frame), sedangkan kamera utama di ponsel biasanya sekitar 23-28 mm.

Biasanya, kamera telefoto di ponsel hanya punya panjang fokus sekitar 50 mm atau 80 mm, jadi kamera periskop bisa memberikan 'zoom' lebih besar, bisa sampai 10x atau bahkan lebih.

Worth mentioning, istilah 'zoom' di sini sebenarnya kurang pas karena lensa-lensa di ponsel sebetulnya punya panjang fokus tetap dan nggak bisa diubah-ubah. Kalau ada zoom, itu biasanya dilakukan dengan cara memperbesar digital, bukan secara mekanik di lensa. Jadi, bedanya lensa zoom beneran dengan yang di ponsel adalah kemampuan mengubah panjang fokusnya.

Lensa kamera periskop ini jadi terbuat untuk membantu ponsel mengambil foto dari jauh. Sebelumnya, ponsel cuma punya 'zoom optik' sekitar 3x. Dengan kamera periskop, bisa bisa naik jadi 10x atau bahkan sampai 100x pakai bantuan pembesaran digital.

Masalahnya, lensa telefoto dengan panjang fokus yang besar (lebih dari 200 mm) biasanya panjang dan besar, kayak yang ada di Galaxy K Zoom. Itu artinya, lensanya harus menonjol keluar dari ponsel dan kurang praktis untuk digunakan sehari-hari.

Kamera periskop pada ponsel sebenarnya adalah solusi cerdas untuk membantu kita mengambil foto dari jarak jauh. Tapi, gimana sih cara kerjanya?

Pertama, desainnya beda dari kamera biasa. Biasanya, lensa kamera tegak lurus di ponsel, tapi kamera periskop punya lensa yang dipasang menyamping dalam bodi ponsel. Terus, cahaya dari objek yang diambil itu dibelokkan pakai prisma atau cermin biar bisa sampai ke sensor kamera di ponsel.

Kalo kamu pernah denger istilah periskop di kapal selam, ini mirip. Di kapal selam, periskop dipakai untuk lihat ke atas permukaan air sambil berada di bawah air. Nah, lensa periskop di ponsel itu mirip-mirip, cuma bedanya dia bantuin sensor kamera di ponsel buat lihat ke depan dari samping.

Beberapa ponsel punya kamera periskop dengan desain yang beda-beda. Misalnya, iPhone 15 Pro Max punya kamera periskop dengan desain "tetraprisma". Ini mirip, tapi ruang yang diperlukan lebih kecil.

Kelebihan kamera periskop ini ada pada kemampuan buat ambil foto dari jauh banget. Misalnya, bedanya keliatan di ponsel yang punya dua kamera telefoto. Satu punya 3x zoom, yang lain punya kamera periskop 10x zoom. Nah, yang periskop bisa ambil foto dari jarak jauh lebih jauh lagi, apalagi kalo dipaduin dengan pembesaran digital.

Tapi, ada juga kekurangannya. Kamera periskop biasanya punya sensor gambar kecil dan bukaan lensa yang juga kecil. Jadi, pas di kondisi cahaya kurang, kayak malem hari, performanya bisa kurang bagus dibanding kamera telefoto biasa yang bukaan lensanya lebih besar.

Misalnya, di Galaxy S23 Ultra, kamera periskop punya bukaan f/4.9, sementara kamera telefoto lainnya punya bukaan f/2.4 yang lebih besar. Ini artinya kamera telefoto biasa bisa dapat cahaya lebih banyak, jadi lebih bagus performanya saat kurang cahaya.

Tapi, nggak semua kamera periskop punya bukaan lensa kecil. Ada yang kayak di Oppo Find X6 Pro, punya bukaan f/2.6 yang sebanding dengan kamera telefoto biasa dan sensor gambarnya juga lebih besar dari kebanyakan ponsel.

Jadi, meski punya kelebihan, kamera periskop juga punya kekurangan terutama kalo bicara soal performa di kondisi cahaya yang kurang.